Thursday, April 25, 2013

A Part of My Life Story: Part 2 (Why Goodbye)

Ternyata, serapi apapun rancangan manusia, jika Allah nggak menghendaki maka nggak akan mungkin terwujud. Seringkali aku mengetahui hal ini dari pengalaman orang lain. Aku sendiri juga sering merencanakan sesuatu namun gagal di tengah jalan. Tapi aku nggak pernah menyangka akan mengalami sendiri hal pahit ini. Namun aku percaya Allah lebih mengetahui baik-buruknya sesuatu itu, dan Allah adalah pemilik rencana terbaik untuk makhluk-Nya.

Lanjutan dari A Part of My Life Story yang aku tulis sebelumnya, tentang kisah yang tak akan pernah kulupakan selamanya.

Masih seputaran Turki sih ceritanya. With a Turkish man, maksudnya. We met, we talked, felt comfortable with each other, we dated, we planned to get married, we had many problems from outside, and then...I only can write my feeling through a song lyrics of Christian Wunderlich:


Why Goodbye

So are we over now
Do we just turn the page
or let the story end?
Do we just walk away
Just like we never meant
I know we said some things
And now you want to leave
But maybe that's no reason to
let a good love die

Why goodbye
Why must it be this way
So many words
So many other words that we could say
Why goodbye
After all this time
Can't we try
Why goodbye

Why can't we work it out
Why can't we talk it out little more this time
Search through the rain and find
A ray of hope still shine
We can just close the door
We still are fighting for
We've come too far together to
leave it all behind

The road that I love is never easy
You'll get lost along the way
But in time
You will find your way through
We can make it through the bad times
We can make it to the good times
Through the stormy weather
'Cos we belong together


It's not our fault. We never knew it would be like this. If only I could turn back the time -but I never could-, I would never give you a chance to love me. I never wanna hurt you..

Aku percaya, Allah nggak akan kasih cobaan diluar kemampuan hamba-Nya. Berat sih sebenernya, apalagi kami udah berencana untuk mengikat hubungan kami dengan pernikahan. Tapi keputusan yang aku ambil adalah untuk kebaikan bersama. So sad but I have to do this. Terlalu banyak perbedaan yang memang saat ini belum begitu terlihat. Belum muncul karena toleransi dan rasa cinta yang masih sangat kuat. Bukan berarti kalo udah lama nikah terus cintanya luntur dan udah nggak mau bertoleransi lagi. Sama sekali bukan itu.

Aku sayang, karena itu aku melepaskan. Semakin digenggam, semakin terlukalah kami berdua.

Thursday, April 4, 2013

A Part of My Life Story



Semua berawal dari hajj flight first round ke Turki. Yah, baru pertama kali ini aku dapat flight ke sana. Tepatnya kami berangkat ke Izmir, yang baru-baru ini kuketahui terletak di pantai barat Turki (hehehe..hasil dari gugling).

Entah mungkin ini yang dinamakan takdir, yang seharusnya hari itu kami langsung balik ke Madinah, ternyata ada halangan. Jadilah para crew layover setengah hari di Izmir (yaaay!!). Begitu semua dokumen diurus oleh purser, kami turun dari pesawat menuju ke luar bandara untuk menginap di salah satu hotel terdekat. Akhirnya kami menginjakkan kaki di bumi Turki untuk pertama kalinya.

Karena saat itu udah jam 11 malam dan kami harus check out jam 7 pagi, jadinya nggak terpikir untuk menikmati suasana di luar hotel. Kesan pertamaku: takjub. Aku liat salah satu mas resepsionis hotelnya ganteng bangeeettt. Wajahnya khas Turki, campuran antara Arab ama Eropa. Terpesona, baru sekali aku lihat makhluk seganteng itu di depan mata. Hihihi...mulai ganjen dan lebay deh :p

Keesokan paginya kami turun ke lobi hotel, siap-siap untuk check out. Eh, ternyata baru dapat kabar kalo diperpanjang sampe jam 12 siang. Asiiiikkk...akhirnya sempat juga jalan-jalan sambil berfoto ria! Tapi sayang banget pusat kotanya jauh dari area hotel, jadinya kami cuma bisa jalan ke toko semacam mini market di dekat hotel untuk beli suvenir. Lumayan lah, daripada nggak sama sekali. Lagian lumayan kok, pemandangan di sekitar hotel dan bandaranya bagus, bunga-bunga berderet cantik di dekat pagar pembatas jalan dan terlihat perbukitan yang nggak kalah menakjubkan.

Selepas tengah hari, kami balik ke bandara buat ngantar calon jamaah haji ke Madinah. Meskipun cuma sebentar, tapi Izmir udah bikin aku jatuh cinta. Turki langsung jadi salah satu negara favoritku. Jika Allah menghendaki, aku pengen balik lagi ke sana suatu saat nanti.

Sejak hari itu, aku mulai suka nonton tv Turki yang siarannya ada di tv kabel compound. Suka nonton sinetronnya sana, yg aktor dan aktrisnya wow banget :D Mulai tertarik untuk lebih mengenal budayanya juga. Pas udah selese tugas dan balik ke Indonesia tercinta, aku mulai iseng cari teman dari Turki. Eh, nemu satu cewek cantik di facebook. Namanya Gamze. Dia dan keluarganya tinggal di Jerman, tapi memang mereka asli Turki, aku lupa dari kota mana. Si Gamze ini yg berbaik hati ngajarin aku Turkish. Seneng banget, jadi nambah sodara juga, sodara jauuuhh :)

Yak, dan cerita mulai bergulir sejak saat itu..

Aku memang suka lihat wajah-wajah khas Turki, tapi nggak kepikiran untuk cari suami yg asli sono. Someday aku yang iseng ini kenalan ama pria warga negara Turki yang tinggal di Istanbul. Baru kenal, eh si masnya ini dengan nyantainya tanya, “Will you marry me, Rosa?” Gubrak!!! Emangnya nikah segampang itu, Mas? Aku tolak dong pastinya. Lagian aku punya firasat jelek tentang masnya. Malamnya aku mikir, aku mau lihat gimana watak asli si masnya ini. And I wasn’t wrong at all. Bener firasatku, mas ini sebenernya nggak baik. He said something which was made me wanna slap his face. Alhamdulillaah, Allah kasih aku insting yang kuat.

Tapi aku pikir nggak semua bule br*ngs*k kayak dia. Aku yakin di luar sana banyak laki-laki yang baik.


-to be continued-