Monday, January 16, 2017

Inseminasi

Well.. akhirnya, setelah hari Rabu (11 Januari 2017) kami ke RS Gazi dan profesor Nuray Bozkurt me-USG rahimku, beliau bilang kalo sel telur sudah oke dan ketebalan rahimku sudah 9 mm. Beliau langsung bilang "aşılama". Aşılama itu bahasa Turkinya inseminasi. Beliau menjadwalkan inseminasi pada hari Jumat (13 Januari 2017) dan meresepkan obat suntik Ovitrelle yang fungsinya untuk memecah follikel biar sel telur bisa cepat keluar dalam waktu 24-36 jam.

Aku dan suami keluar RS menuju ke apotek yang menangani obatku sebelumnya. Total dengan obat-obatan baru ini kami belum tau harganya. Katanya masih nunggu "raporlar". Kami beli juga kateter untuk proses inseminasi nanti.

Ovitrelle yang kami beli akan disuntikkan ke perutku jam 12 malam. Sebelumnya suntikan Gonal F yang tinggal 1 kali lagi, harus disuntikkan di jam yang sama seperti sebelum-sebelumnya.

Sehari setelah dari RS, aku iseng-iseng mencoba tes LH sendiri di rumah. Hasilnya positif, dua garis terang muncul. Artinya kemungkinan besar hari itu aku mulai ovulasi. Yay! ^_^

Tanggal 13 Januari 2017 jam 8 pagi aku dan suami sudah sampai di RS. Agak mellow sehari sebelumnya karena suami mengajak ibunya buat menemani aku, jaga-jaga kalau proses inseminasinya sampai siang karena suami harus berangkat ngantor. Aku merasa merana, masa iya yang menghamili siapa, yang nungguin siapa.. :(
Syukurlah paginya setelah aku bujuk, suami nggak jadi membangunkan ibunya.

Setelah mampir di kantin RS untuk sarapan, kami segera naik ke lantai 2 tempat kami biasa konsultasi (Tüp Bebek Merkezi). Para perawat yang sudah hafal dengan kami langsung mempersilakan suami untuk masuk ke ruangan khusus untuk mengambil sperma. Setelah itu kami berdua menunggu kurang lebih satu setengah jam sampai akhirnya namaku dipanggil.

Aku masuk ke ruangan dan langsung dipersilakan untuk mengganti bawahan. Salah satu perawat memintaku untuk berbaring di "kursi eksekusi" yang biasanya dipakai dokter untuk me-USG pasien. Deg-degan rasanya. Nggak lama kemudian Profesor Nuray datang dan langsung melakukan tindakan. Agak ngilu waktu beliau memasukkan alat spekulum untuk membuka miss V ku, tapi asli nggak berasa waktu beliau memasukkan kateter. Sudah begitu saja. Prosesnya cepet banget. Aku pikir malah masih ada proses berikutnya, kok tiba-tiba semua pergi dari ruangan. Aku yang sedang bingung tetap berbaring dengan pasrah sampai akhirnya ada salah satu perawat yang masuk. Aku tanya apa aku boleh berdiri? Dia menjawab, tunggu 5 menit lagi. Oh...okay, berarti proses inseminasinya sudah selesai :D

Setelah perawat memberikan kertas dan menjelaskan sedikit keterangan, aku keluar ruangan. Suamiku bertanya-tanya tapi aku bilang mending langsung tanya ke perawat deh, daripada aku salah menjelaskan. Hehe..

Ternyata dokter meresepkan beberapa obat untukku, di antaranya adalah vaginal gel merk Crinone yang berisi hormon progesterone. Obat ini baru mulai boleh aku pakai 2 hari setelah inseminasi.

Aku dan suami bergegas menuju ke apotek setelah mendapat raporlar dari dokter. Suami membayar total semua obat (Gonal F, Folbiol (asam folat), antibiotik 2 kotak, Ovitrelle dan Crinone) dengan harga hanya 170 TL (sekitar 600 ribu rupiah). Jika digabung dengan biaya RS, totalnya adalah sekitar 1 juta rupiah saja.  Murah, karena semua dicover asuransi :)

Beberapa jam setelah proses, aku mulai merasa nyeri perut plus keluar flek. Untung hanya 1-2 hari saja.

Aku nggak sabar menunggu tanggal 27 Januari 2017 ini. Tapi, apa pun hasilnya, Allah ada di balik semuanya. InsyaAllah kami sudah ikhlas dengan kehendak-Nya :)

3 comments: